Featured post

SESULIT APAPUN HIDUP KITA, ...

TETAPLAH BERUSAHA DAN TETAP  YAKIN KITA BERHASIL.  Jangan perna Menyerah Jangan perna Putus asa Tetap fokus pada tujuan dan bukan pada hamba...

Search This Blog

slider

Sunday, May 26, 2024

Dr Ibrahim Peyon: Teori Evolusi Barat tentang Migrasi Harus Diluruskan

Selama mengasuh kuliah teori antropologi, dan setelah baca buku-buku antropologi tentang teori evolusi, migrasi dan difusi muncul jiwa pemberontakan dalam diri saya, bahwa teori evolusi ala Barat /modern ini tidak bisa diterima sepenuhnya. Karena ada alasan-alasan mendasar, beberapa diantara sebagai berikut: 

Pertama, bukti-bukti yang mereka ajukan tidak konsisten dan selalu berubah-ubah limit waktu yang ditentukan sesuai dengan penemuan materi baru. 

Kedua, dalam etnografi yang digambarkan jelas, tetapi kesimpulan yang diambil selalu dibelokan.
 
Ketiga, teori migrasi yang dibangun ke Pasifik dan Australia mengikuti jalur yang pernah di lewati oleh kolonial Eropa demi kepentingan kolonialisme mereka, maka ini dinilai sebagai teori pembenaran kolonialisme itu.

Keempat, teori Birdsell tentang Trihibrid tiga gelombang migrasi dari Sundaland ke Sahuland tidak terbukti secara materi baik, materi arkeologi maupun hubungan genetik, karena itu banyak antropolog tolak teori ini. Terbaru studi genetik tahun 2022 yang melibatkan banyak ahli dari berbagai universitas dengan sampel dari Asia, New Guinea dan Aborigin Australia, menemukan tidak ada hubungan genetik antara Asia dengan Aborigin dan Papua. Aborigin dan Papua konsisten 90-100 persen independent, tidak terhubung dengan Asia. Dalam studi ini meninyimpulkan bahwa tidak terjadi gelombong migrasi satu, dua dan tiga seperti disebutkan dalam teori Trihibrid selama ini mengenai gelombang migrasi ras Oseanik Negritos dari Andama, Malasya dan Filipina, ras Carpertarians dari India dan ras Murrayan dari Ainu di Jepang. Penelitian terbaru ini menyatakan, orang Aborigin dan Melanesia menempati wilayah mereka hanya sekali, sejak mereka ada di Benua Sahul. 

Kelima, tahun 2009 ada homo baru ditemukan di Siberia, 5% genetik homo ini ditemukan diantara penduduk yang mendiami di pulau-pulau pantai utara New Guinea, tapi di tanah besar New Guinea tidak ditemukan hubungan genetik dengan Homo ini. Hal ini masuk akal karena proses migrasi penutur Austronesia dan kompleks budaya Lapita di wilayah tersebut terjadi sejak 3.000 tahun lalu. 

Tetapi, yang paling penting adalah ada penemuan homo baru tahun 2016 sebagai leluhur orang Melanesia. Penemuan genetik dari Homo ini menbuktikan bahwa orang Melansia dari Fiji ke Raja Ampat berasal dari genetik homo ini, dan homo tersebut tidak ada hubungan dengan homo mana pun. 
 
Selama tiga tahun lebih, saya meneliti sejarah penciptaan dan persebaran orang Papua dan Aborigin di Australia melalui berbagai referensi dan cerita masyarakat asli. Saya merasa terheran-heran, karena semua cerita ini memiliki suatu kesamaan, bahwa leluhur orang Papua dan penduduk asli Australia itu berasal dari Pulau New Guinea. Oleh karena itu, orang Aborigin sebut New Guinea "Muggi Dowdai” atau Negeri Besar, meskipun secara realita Australia Benua besar. Tetapi, yang dlihat bukanlah ukuran benua, melainkan sejarah asal usul manusia.

Saya baca buku-buku etnografi orang pegunungan di PNG dari suku kelompok Min, Telefomen, Oksapmin, Hewa, Duna, Yogoya, Hela, Enga dan Melpa, mereka menyatakan leluhur mereka berasal dari sebelah barat New Guinea, saya juga baca buku-buku etnografi dari suku-suku di sebelah barat dataran tinggi New Guinea, mereka bilang leluhur mereka datang dari arah timur. 

Semua menunjuk di bagian tengah dataran tinggi New Guinea, ini berbeda dengan sejarah di kepala burung dan pulau-pulau yang saya baca. Tetapi, di Pulau Biak misalnya ditemukan ada kesamaan, karena leluhur orang Biak sepasang suami-istri itu datang dari timur dan terdampar di sebuah bukit di Biak Utara. Meskipun Biak secara linguistik penutur bahasa Austronesia. 

Setelah saya baca ini, saya ingat kembali dalam suatu seminar yang diadakan oleh DAP dan DPRP di Grand Hotel padang Bulan, dimana saya menjadi salah satu pemateri bahwa beberapa peserta dari pantai selatan khusus Asmat dan beberapa dari pantai Utara mengatakan bahwa leluhur mereka turun dari gunung. Kisah ini sama dengan buku etnografi yang saya baca tentang orang Waropen, sebagian klen mereka turun dari pedalaman. Selain itu, saya juga menemukan banyak klen yang sama tersebar di banyak suku yang secara geografis perjauhan, seperti klen Giay di Paniai dan Genyem, Kambu di Ayamaru dan Sentani, klen Sama di Yalimu, suku Mek, Boven Digul dan Bade di suku Yaghai, klen Wenda/Wonda di suku Lani dan Wanda di Serui/Wandamen, klen Malo di Pegununggan Bintang dan di Genyem, dll. Meskipun, kadang berbeda dengan sejarah penciptaan dari tiap suku yang ada, tetapi menurut saya perbedaan itu sebagai proses evolusi, adaptasi alam, dan proses akulturasi.  

Berdasarkan itu, kesimpulan sementara saya bahwa leluhur orang Papua itu pertama kali muncul di salah satu tempat di dataran tinggi New Guinea kemudian tersebar ke seluruh Melanesia, Australia, Polinesia dan Mikronesia, termasuk ke Maluku dan Timor, khusus penduduk yang berbicara bahasa Papua seperti di Alor dan 10 etnik penutur bahasa Papua di Halmahera Utara. Saya sebut Polinesia dan Mikronesia, karena hampir semua buku etnografi yang saya baca tentang etnik dan ras di Polinesia dan Mikronesia mengatakan banyak materi ditemukan di wilayah itu adalah fosil orang Papua. Sebelum leluhur Polinesia dan Mikronesia saat ini, wilayah itu telah dihuni orang Melanesia. Di pulau utara Selandia Baru misalnya, penemuan tengkorak 46 % yang berusia 40.000 tahun adalah tengkorak orang kulit hitam.   

Berdasarkan studi literatur selama tiga tahun lebih ini, kesimpulan sementara, saya digambarkan dalam Gambar di bawah ini. Bila ada yang ingin berdebat silahkan.

Mengapa digambarkan demikian? Teori evolusi belum selesai, para ahli masih berdebat teori monogenesis dan Poligenesis, ada penemuan Hominit yang berbeda di wilayah yang berbeda, teori migrasi lebih banyak dihubungkan di pesisir dan pulau, tetapi populasi asli di berbagai pulau dan benua konsisten mendiami pedalaman, banyak fosil yang ditemukan dari pesisir, tetapi belum banyak ditemukan di pedalaman.

Maka kesimpulan limit waktu yang ditentukan oleh ahli arkeologi adalah penemuan fosil dan materi dari pesisir pantai, yang baru terjadi beberapa ribu tahun lalu. Ini juga kita bisa dihubungkan jauh ke belakang di masa klasial, pemisahkan pulau satu dengan lain dari benua pangea akibat pencairan es, dan penghuni di pulau-pulau itu, ada arus migrasi di pesisir dan ada pemukim asli tetap di pedalaman. Teori ini, kita di Melanesia jelas ada migrasi penutur Austronesia dan proto Melanesia sebagai penduduk asli, ada percampuran di pulau-pulau pantai utara, Polinesia, Mikronesia termasuk Maluku antara penutur bahasa Papua dan Austronesia.

No comments:

Post a Comment