Featured post

SEPULUH SIKAP HIDUP BAHAGIAOleh : Mahatma Gandhi

1. Lepaskanlah rasa kuatir dan ketakutan Ketakutan dan kekuatiran hanyalah imajinasi pikiran akan suatu kejadian di masa depan y...

Search This Blog

slider

Wednesday, March 20, 2024

SEPULUH SIKAP HIDUP BAHAGIAOleh : Mahatma Gandhi

1. Lepaskanlah rasa kuatir dan ketakutan
Ketakutan dan kekuatiran hanyalah imajinasi pikiran akan suatu kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi. Kebanyakan hal-hal yang kamu kuatirkan dan takutkan tak pernah terjadi! It's all only in your mind.

2. Buanglah dendam
Dendam dan amarah yang disimpan hanya akan menyedot energi diri kamu dan hanya mendatangkan KELELAHAN JIWA. BUANGLAH!!

3. Berhentilah mengeluh
Mengeluh berarti selalu tak menerima apa yang ada saat ini. Secara tak sadar kamu membawa-bawa beban negatif.

4. Bila ada masalah, selesaikan satu per satu
Hanya inilah cara menangani setiap : Satu demi satu.

5. Tidurlah dengan nyenyak
Semua masalah tak perlu dibawa tidur. Hal tersebut buruk dan tidak sehat. Biasakanlah tidur dengan nyaman.

6. Jauhi urusan orang lain
Biarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Mereka memiliki cara sendiri untuk menangani setiap masalahnya.

7. Hiduplah pada saat ini, bukan masa lalu
Nikmati masa lalu sebagai kenangan, jangan tergantung pada nya. Konsentrasilah hidupmu pada kejadian saat ini, karena apa yang kamu miliki adalah saat ini, bukan kemarin, bukan besok.
BE TOTALLY PRESENT

8. Jadilah pendengar yang baik
Saat menjadi pendengar, kamu belajar dan mendapatkan ide-ide baru yang berbeda dari orang lain.

9. Berpikirlah positif
Rasa frustasi datang dari pikiran negatif. Kembalilah berpikir positif.
Bertemanlah dengan orang-orang yang berpikiran positif dan terlibatlah dengan kegiatan-kegiatan positif.

10. Bersyukurlah atas hal-hal kecil yang akan membawa kamu pada hal-hal besar
Sekecil apapun karunia yang kamu terima,
akan menghasilkan hal-hal besar dan selalu membawa Kebahagian saat kita pandai Bersyukur.
.
.
Sumber: #DewiParwanti

Sunday, March 17, 2024

Allan W. Halitopo: ADA 2 TIPE PEJUANG KEMERDEKAAN WEST PAPUA

Pada tanggal 10 Maret 2024, saya akan menjelaskan sedikit tentang ada dua tipe atau madel pejuang kemerdekaan west Papua, yaitu sebagai berikut;

1. Ada tipe atau model pejuang kemerdekaan west Papua sebagai "EMOSIONAL MEREKA"

2.  Ada tipe atau model pejuang kemerdekaan west Papua sebagai " KOMITMEN MEREKA"

Oleh sebab itu saya akan menjelaskan sedikit tentang pejuang kemerdekaan west Papua yang di maksud dengan dua tipe atau model di atas negeri kita ini.

Yang pertama pejuang kemerdekaan west Papua yang di sebut dengan emosional mereka adalah, saat  ini sedang berlangsung di dalam gerakan perjuangan Papua merdeka, karena mereka berfikir bahwa;  tempat  pelampiasan emosional mereka . mungkin karena kecewa dalam hidup mereka yaitu;  tidak di terima jabatan, dan putus pacar, putus sekolah,dan dendam pribadi, dlln. fakta yang saya lihat di dalam gerakan Papua merdeka.

Yang kedua adalah pejuang kemerdekaan west Papua, yang di sebut dengan komitmen mereka adalah, orang yang sudah punya komitmen dalam gerakan Papua merdeka. karena mereka tidak akan peduli dengan apapun yang dilakukan oleh klonial Indonesia, sebab mereka sudah punya komitmen untuk melakukan perjuangan Papua merdeka di atas negeri kita ini. maka apa yang terjadi juga mereka tetap berkomitmen pada posisi mereka.

Kedua perbedaan gerakan perjuangan Papua merdeka ini, perlu sadar bahwa kemerdekaan west Papua, itu bukan tempat untuk mencari popularitas, atau mencari legitimasi. tetapi di situ kita berbicara tentang kemerdekaan west Papua adalah. ideologi atau Harga diri bangsa kita iniπŸ™.

Ada banyak hal yang kami ikuti oleh orang west Papua, dalam gerakan perjuangan Papua merdeka. lebih khusus lagi kepada pejuang kemerdekaan west Papua. Sedang mengalami apa di maksudkan di atas ini.

Maka sadar lalu melakukan perlawanan kepada negara klonial Indonesia, sesuai dengan komitmen pribadi masing-masing. dan kami berharap para pejuang kemerdekaan west Papua, yang pake emosional pribadi itu tolong berhenti. tetapi kami mengajak rekan-rekan untuk mengambil komitmen kita demi harga diri bangsa kita. lalu melakukan perlawanan terhadap sistem klonial Indonesia di atas negeri kita ini πŸ™.

Sadar lalu melakukan perlawanan kepada negara klonial Indonesia, untuk mewujudkan cita-cita bangsa kita.

Rerimakasih πŸ™ selamat hari Minggu πŸ˜‡

bersambung pada episode berikutnya.....

Wednesday, March 6, 2024

Bapa didalam foto itu bernama AGUS GOO

Bapa didalam foto itu bernama AGUS GOO. Dijamannya tahun 80an, dia orang besar, disegani dan dihormati berbagai kalangan termasuk pastor belanda. Pegawai besar di jaman Belanda berbusana KOTEKA.

Hidup dan kerja bersama pastor bule, bukan penampilannya yang dibutuhkan, tapi disiplin dan mampu bekerja sesuai harapan dan tujuan yang ditetapkan bersama. 

Sekali waktu, dia terbang bersama pilot Tom Benoit pakai pesawat misi Cessna dari moanemani, enaro, timika, Nabire dan kembali kemoanrmani dalam tempo sehari mengantar pesanan kopi giling produksi yayasan P5 moanemani. 

Perjalanan itu berlangsung dengan busana apa adanya yaitu KOTEKA, sehingga petugas AMA di enaro, timika, dan Nabire terheran-heran melihatnya. Koo biisa yaaa, naik pesawat pakai KOTEKA.,..ya bisa menurut bapa ini, manusia pemberani dan mampu memberi alasan atas sikapnya.

Pernah, pastor Coenen, ofm memberi pakaian sepasang untuk dikenakannya, namun bapa Agus Goo ini memberi argumen kepada pastor, pastor jangan kasi saya pakaian tapi kasi saya pabrik pakaian sehingga kalau yang ini rusak saya bisa cetak pakaian baru. Ahhhh....mendengar itu, Pastor tidak ada kata-kata lagi, sehingga pastor batal memberi pakaian itu. 

Pokonya banyak cerita menarik yang bapa ini lakukan semasa hidupnya. 

Kini beliau sudah dialam lain, pasti sedang berada difirdaus bersama para Kudus disurga. teladan yang baik pasti diteruskan anak dan cucunya. 

Ket Foto : Bapa Agus Goo bersama salah satu karyawan sedang menghancurkan biji kopi menjadi bubuk kopi memakai alat penghancur kopi, Foto pada tahun 1984 di Kantor pabrik kopi P5 Moanemani, Sekarang suda menjadi ibukota kabupaten Dogiyai. Dipost, oleh Pari Enago Labeki 

dok : Stichting Papoea Erfgoed. @pengikut @sorotan Sorotan

Sunday, March 3, 2024

Pengusaha Papua Usulia Epa, suka duka membangun usaha dari bawah

Jayapura, Jubi – Pengusaha Papua yang perempuan tidak banyak. Satu di antaranya adalah Usulia Epa. Ia pemilik Sundshine Cafe dan Library Jl Taruna Bhakti serta Cafe Isasai di Expo, Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Epa berjuang membangun usaha dengan jatuh-bangun. Salah satu motivasi utamanya adalah bagaimana Orang Asli Papua (OAP) juga bisa memiliki usaha di jalan utama di Kota Jayapura

Jubi berbincang dengan Usulia Epa di salah satu kafenya, Sundshine Cafe dan Library pada Sabtu (3/3/2024).

“Sebenarnya ada beberapa masalah sosial yang terjadi di lingkungan dan ada beberapa hal yang hilang yang membuat saya merasa memiliki ‘pekerjaan rumah’ untuk melakukan sesuatu,” kata Usulina Epa menceritakan alasan utama ia merintis usaha.

Masalah yang paling kelihatan itu menurutnya adalah masalah tanah di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Di sepanjang Waena (Kota Jayapura) secara khusus, juga di Sentani, tanah masyarakat adat semakin hilang dan dikuasai oleh non-OAP.

“Masalah lainnya, karena tidak kelihatan usaha milik orang Papua di pinggiran jalan-jalan utama, ada kesedihan yang saya rasakan dalam hati mengenai hal itu,” ujarnya.

Dalam pikirannya muncul pertanyaan kenapa Orang Asli Papua yang dulunya punya tanah di sepanjang jalan utama itu malah tersingkir, terpinggirkan, dan tidak kelihatan. “Tidak terwakili ada usaha OAP di pinggir jalan utama,” katanya.

Pada 2014 orang tuanya membangun empat petak ruko dan menjadikan usaha kios dan rumah makan. Orang tuanya selalu mempekerjakan orang lain dan modalnya tidak kembali. Ketika Usulina Epa kembali pada 2014, sambil mengajar di Universitas Cenderawasih (Uncen) dan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), ia menjalankan kios tersebut.

Pada 2016 ia juga membuka usaha penjualan tiket di petak ruko di sebelahnya. Dari keuntungan dua usaha itu, kios dan penjualan tiket, ia mendapatkan modal awal untuk mendirikan kafe “Sundshine Cafe dan Library”.

“Kita sempat sekali lagi buka warung ‘Dapur Mama’ dan mencoba menjual makanan lokal, seperti yang sekarang saya coba lakukan di Cafe Isasai dan hanya bertahan satu bulan saja,” ujarnya.

Kemudian ia membuka lagi warung lainnya dan mempekerjaan Non-OAP. Tapi usaha itu hanya bertahan satu tahun, gagal karena pengelolaan yang salah.

“Dua usaha yang saya pegang secara langsung itu tempat penjualan tiket dan kios, tsedangkan warung dikerjakan orang lain dan saya hanya mengawasi,” ujarnya.

Setelah ada modal, ia merenovasi rumah makan yang gagal itu dengan mengubah interiornya untuk dijadikan kafe. Pada Mei 2017 ia membuka kafe Sundshine CafΓ© and Library di sana.

“Jadi Sundshine CafΓ© and Library yang akan berusia tujuh tahun ini kita bangun di atas puing-puing kegagalan, baik dari orang tua maupun saya sendiri,” ujarnya.

Dari pengalaman itu, Usulina Epa menyimpulkan bahwa solusi dari membangun usaha yang berkelanjutan ada pada diri sendiri.

“Bahwa kita harus punya ilmunya, kita harus terjun sendiri, mau main kotorlah istilahnya, mau bayar harga, mau capek, mau belajar,” ujarnya.

Banyak tantangan

Membuka usaha kafe juga tidak mudah bagi Epa. Banyak tantangan, terutama karena ia dan suaminya tidak tahu masak dan betul-betul terbatas dalam pengetahun tentang bisnis. Namun dorongan semangat agar OAP harus ada yang memiliki usaha di jalan utama sangat besar. Kemudian jika pengelolaan diserahkan ke orang lain, tanggung jawabnya juga berbeda jika dikelola sendiri.

“Memulainya penuh dengan segala keterbatasan. Suami saya sendiri buat kursi, meja, dan lain-lain. Jadi kalau para pelanggan awal Sundshine CafΓ© and Library tahu interior awal itu semua dibuat sendiri sama kita,” katanya.

Sejak itu ia belajar menjalankan usaha kafe. Belajar memahami sistem manajemen dalam berusaha, baik manajemen keuangan maupun manajemen stok barang dan manajemen pegawai.

Sesuai impian awal, ia juga mempromosikan apa yang menjadi milik orang Papua, salah satunya makanan khas Papua. Ia memulai dengan membuat menu sinole, kemudian menu lainnya.

“Konsep cafe ini adalah cafe dan library. Juga kami pakai bahan daur ulang untuk penataan interior kafe. Terus dari awal kita juga berkomitmen untuk mempekerjakan anak-anak Papua yang berangkat dari pemikiran awal tadi, usaha OAP harus tampil di pinggiran jalan utama,” ujarnya.

Hal lainnya, Epa melihat salah satu adalah tidak ada kesempatan yang diberikan kepada anak-anak Papua untuk belajar dan memiliki kepercayaan diri untuk tampil. Karena itu sejak dibuka sampai sekarang 100 persen pekerjanya adalah anak-anak Papua.

Setelah membuat menu sinole, ternyata kemudian banyak permintaan dari pelanggan untuk menu makanan khas Papua lainnya, seperti sayur genemo lilin santan, keladi tumbuk, dan lain-lain.

Pada 2020, setelah Sundshine CafΓ© and Library berusia lima tahun, maka dibuka cabang, yaitu Cafe Isasai di Expo. Epa membangun bangunannya bersama orang tuanya. Ia melengkapi CafΓ© Isasai dengan modal yang terkumpul dari Sundshine.

Cafe Isasai dibuat 100 persen ingin memperkenalkan makanan khas Papua. Epa ingin memulai dari makanan khas sendiri, yaitu makanan khas Sentani.

“Karena kita lihat situasi Sentani dan Jayapura saat ini yang berada di tengah-tengah pembangunan dan sayangnya ciri khas dan jati diri kita malah terpinggirkan, seolah-olah kita tidak punya jati diri dan identitas, tidak punya makanan khas,” katanya.

Dalam perkembangnya, lanjut Epa, makanan khas Sentani itu sudah hilang dari pasaran, seperti ikan gabus asar sudah tidak dijual di pasar. Menurutnya menu masakan yang hilang itu adalah ikan gabus santan dan ikan gabus kuah hitam.

Dengan usaha kafe itu, Epa juga ingin membantu OAP lainnya yang berkebun dan menjual hasil kebun mereka. Sebab saat ini daya beli pangan lokal di pasaran kurang.

“Kita juga perlu meningkatkan permintaan bahan pangan lokal untuk bantu Mama-Mama mereka di pasar,” ujarnya. (*)

Guru Agama Else Stringer Paniai 1950s

Guru Agama Else Stringer merupakan sosok pendidik yang luar biasa di Paniai sejak 1954-1955. Seorang misionaris Amerika ini, dia tidak hanya mengajarkan nilai-nilai agama kepada murid-muridnya, tetapi juga memberikan didikan yang holistik dan peduli terhadap perkembangan anak-anak di wilayah Paniai Papua.

Else Stringer dikenal sebagai guru yang penuh kasih sayang dan kesabaran. Dia tidak hanya mengajar secara teori, tetapi juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana hidup sesuai dengan ajaran agama yang diajarkan. 

Lanjut, ia mengajarkan juga bahwa melalui pendekatan yang personal dan mendukung, Else Stringer mampu menciptakan ikatan elegan yang kuat dengan murid-muridnya, yang membuat generasi Paniai saat itu merasa terinspirasi dan didorong untuk berkembang.

Selain itu, Else Stringer juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan di Paniai. Dia sering turun langsung ke masyarakat, membantu mengatasi berbagai masalah sosial dan memberikan dukungan kepada yang membutuhkan. 

Semangatnya Else Stringer dalam memberikan pencerahan rohani dan bantuan sosial membuatnya dihormati dan dicintai oleh masyarakat setempat di Paniai.

Dengan didikan yang luar biasa, Guru Agama Else Stringer mampu memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di Paniai, Papua. 

Namun itu, Keberadaannya sebagai sosok pendidik dan misionaris telah memberikan inspirasi dan teladan bagi banyak orang, dan warisan kebaikannya akan terus dikenang oleh generasi-generasi yang datang di Paniai.
____________
BOAS YOGI

Friday, February 23, 2024

π—•π—Ÿπ—§ π—˜π—Ÿ π—‘π—œπ—‘π—’ UNTUK TUAN TANAH PAPUA?

π—•π—Ÿπ—§ π—˜π—Ÿ π—‘π—œπ—‘π—’
==============
23022024
~~~~~~~~~~~

π—œπ—‘π—™π—’π—₯π— π—”π—¦π—œ:

Beberapa hari belakangan ini saya mendapat kabar pemberitahuan BANTUAN TAMBAHAN BLT EL NINO dari 3 orang sahabat dan keluarga.

π—œπ—¦π—œ π—›π—”π—§π—œ π—¬π—”π—‘π—š π——π—”π—Ÿπ—”π— :

𝖲𝖺𝗒𝖺 π—†π–Ύπ—‹π–Ίπ—Œπ–Ί π—†π–Ίπ—…π—Ž π–½π—‚π—…π–Ίπ–»π–Ύπ—…π—‚π—Œπ–Ίπ—Œπ—‚ π—Œπ–Ύπ–»π–Ίπ—€π–Ίπ—‚ π—ˆπ—‹π–Ίπ—‡π—€ 𝗅𝖾𝗆𝖺𝗁 𝗒𝖺𝗇𝗀 π—‰π–Ύπ—‹π—…π—Ž π–½π—‚π–»π–Ίπ—‡π—π—Ž π—ˆπ—…π–Ύπ— 𝗉𝖾𝗆𝖾𝗋𝗂𝗇𝗍𝖺𝗁.

𝖲𝖺𝗒𝖺 π—†π–Ύπ—‹π–Ίπ—Œπ–Ί π—†π–Ίπ—…π—Ž π—Œπ–Ύπ–»π–Ίπ—€π–Ίπ—‚ 𝖳𝖴𝖠𝖭 𝖳𝖠𝖭𝖠𝖧 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗋𝗂 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝖽𝖺𝗋𝗂 π–Όπ—Žπ—„π—Žπ—‰ 𝗄𝖾𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗉𝖾𝗆𝖾𝗋𝗂𝗇𝗍𝖺𝗁 π—‡π–Ίπ—†π—Žπ—‡ π–½π—‚π–»π–Ίπ—…π–Ίπ—Œ 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖑𝖫𝖳 𝖯𝖀𝖬𝖀𝖱𝖨𝖭𝖳𝖠𝖧.

𝖲𝖺𝗒𝖺 π—†π–Ύπ—‹π–Ίπ—Œπ–Ί π—†π–Ίπ—…π—Ž 𝗍𝖾𝗋𝗂𝖺𝗄 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 π—†π–Ίπ—Œπ–Ί 𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 π–¨π—‡π–½π—ˆπ—‡π–Ύπ—Œπ—‚π–Ί 𝗍𝖾𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝖑𝖫𝖳 𝖽𝗂𝖺𝗆 - 𝖽𝗂𝖺𝗆.

𝖲𝖺𝗒𝖺 π—†π–Ύπ—‹π–Ίπ—Œπ–Ί π—†π–Ίπ—…π—Ž 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖯𝖠𝖯𝖴𝖠 𝖬𝖀𝖱𝖣𝖀π–ͺ𝖠 𝗍𝖾𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖽𝗂𝖺𝗆 - 𝖽𝗂𝖺𝗆 π—†π–Ίπ—Ž 𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝖑𝖫𝖳.

π— π—˜π—‘π—π—œπ—Ÿπ—”π—§ π—Ÿπ—¨π——π—”π—› π—¦π—˜π—‘π——π—œπ—₯π—œ:

Saya komitmen dan konsisten terhadap diri sendiri sebab π—†π–Ύπ—Œkipun saya miskin saya tidak ingin untuk dikasihani oleh pengu𝖺sa yang tidak bermoral.

π— π—˜π— π—œπ—‘π—§π—”:

Anjing itu sahabat manπ—Žsia jadi janganlah menjadi sahabat seperti anjing.

~~~~~~~~~~~~

Tuesday, February 20, 2024

Guru Agama Else Stringer Paniai 1950s

Guru Agama Else Stringer merupakan sosok pendidik yang luar biasa di Paniai sejak 1954-1955. Seorang misionaris Amerika ini, dia tidak hanya mengajarkan nilai-nilai agama kepada murid-muridnya, tetapi juga memberikan didikan yang holistik dan peduli terhadap perkembangan anak-anak di wilayah Paniai Papua.

Else Stringer dikenal sebagai guru yang penuh kasih sayang dan kesabaran. Dia tidak hanya mengajar secara teori, tetapi juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana hidup sesuai dengan ajaran agama yang diajarkan. 

Lanjut, ia mengajarkan juga bahwa melalui pendekatan yang personal dan mendukung, Else Stringer mampu menciptakan ikatan elegan yang kuat dengan murid-muridnya, yang membuat generasi Paniai saat itu merasa terinspirasi dan didorong untuk berkembang.

Selain itu, Else Stringer juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan di Paniai. Dia sering turun langsung ke masyarakat, membantu mengatasi berbagai masalah sosial dan memberikan dukungan kepada yang membutuhkan. 

Semangatnya Else Stringer dalam memberikan pencerahan rohani dan bantuan sosial membuatnya dihormati dan dicintai oleh masyarakat setempat di Paniai.

Dengan didikan yang luar biasa, Guru Agama Else Stringer mampu memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di Paniai, Papua. 

Namun itu, Keberadaannya sebagai sosok pendidik dan misionaris telah memberikan inspirasi dan teladan bagi banyak orang, dan warisan kebaikannya akan terus dikenang oleh generasi-generasi yang datang di Paniai.
____________
BOAS YOGI