Jauh sebelum teori evolusi Darwinisme muncul, berbagai suku bangsa di seluruh dunia mempunyai sejarah asal usul dan kepercayaan sendiri dan sejarah itu diyakini sebagai kebenaran dan diterima secara kolektif dalam komunitas mereka. Tiap suku diyakini bahwa leluhur mereka diciptakan oleh pencipta yang dipercaya sebagai Tuhan dalam inti agama asli mereka. Demikian juga Tuhan pencipta dan sejarah penciptaan bangsa Israel yang tertulis dalam Tora dan Alkitab. Dalam kitab-kitab itu menjelaskan tentang Tuhan Pencipta, manusia pertama dan sejarah perjalanan selanjutnya. Ini ditulis berdasarkan sejarah warisan leluhur mereka terutama Musa. Karena kitab penting tentang itu seperti kejadian dan keluaran ditulis oleh Musa.
Ada banyak unsur-unsur tentang penciptaan manusia pertama hampir sama baik yang tertulis dalam Alkitab maupun agama-agama tradisional dari suku-suku lain di dunia ini. Ada hal-hal yang masuk akal tetapi ada hal lain yang tidak dipahami secara logis. Hal yang tidak logis ini disebut sebagai mitos karena dianggap khayalan belaka. Gary Greenberg (2000) identifikasi 101 cerita dalam Alkitab adalah mitos karena dianggap sebagai khayalan yang tidak realistis.
Pada masa awal hingga abad pertengahan telah terjadi kontradiksi antara kepercayaan politeis dan monoteis, (Kirsch, 2005; Assmann, 2008). Dalam rangka perebutan pengaruh politeis dan monoteis inilah telah banyak melahirkan konsep-konsep yang mendiskreditkan agama-agama lain di luar Yahudi, Kristen, dan Islam. Contoh dari konsep-konsep itu antara lain: Kafir, Atheis, berhala, Setan, animisme, dinaminsme, dan seterusnya. Konsep-konsep ini diciptakan untuk merusak agama lain oleh para penganut agama-agama modern dari Timur Tengah ini.
Berkaitan dengan Adam dan Hawa dalam sejarah Tora, Alkitab dan Alquran tidak menemukan bukti kuat hubungan sejarah genealogis dengan orang Melanesia. Sejarah-sejarah penciptaan suku-suku di Melanesia khusus di New Guinea tidak pernah menyatakan bahwa bangsa Papua berasal dari keturunan Adam dan Hawa. Bangsa Papua mengenal sejarah Adam dan Hawa setelah 5 Februari 1855 setelah misionaris pertama tiba di New Guinea. Orang Papua telah baca dan dengar sejarah Israel dalam Alkitab kemudian dihubungkan dengan sejarah asal usul mereka dan di klaim bagian dari sejarah itu.
Klaim itu tidak dapat dibuktikan kebenaran ilmiah bahwa orang Melanesia berasal dari keturunan Adam dan Hawa. Pada satu sisi klaim macam itu adalah produk dokrinasi dari agama dan sejarah Timur Tengah, dan di pihak lain bagian dari improvisasi dalam budaya Melanesia. Di mana improvisasi ialah budaya lain yang dianggap cocok dan menguntungkan diadopsi sebagai milik mereka.
Keturunan Simpase dan Hominid Afrika
Charles Darwin terbitkan buku „Origin of Species” tahun 1859 telah mendorong berbagai ilmuwan membangun hipotesis tentang asal usul, eksistensi, variasi, seleksi alam dan adaptasi hewan, tumbuhan, budaya dan manusia. Suatu tema penting menjadi perhatian ilmuwan adalah asal usul Manusia dari Simpase berevolusi menjadi manusia modern. Ahli etnologi, arkeologi dan paleoantropologi teliti fosil-fosil simpase dan manusia purba dari berbagai situs dan menyimpulkan bahwa manusia pertama muncul di Afrika.
Para evolutionis klasifikasi evolusi manusia terjadi dalam sepuluh tahap yaitu ratusan juta tahun lalu adalah mahluk Vertebrate sebagai mahluk bertulang belakang kemudian berkembang menjadi Tetrapoda pada 400 juta tahun lalu. Selanjutnya 250 juta tahun lalu berevolusi menjadi primat dan pada 55 juta tahun lalu berubah menjadi Monyet dan Kera. Pada 25-30 juta tahun lalu berevolusi menjadi kera besar. Selanjutnya pada 12-15 juta tahun lalu berkembang menjadi kera Afrika, dan pada 9-11 juta tahun lalu berevolusi menjadi Simpanse dan manusia modern, dan tahap terakhir 5-8 juta tahun lalu berevolusi menjadi manusia modern. (Wood 2005: 2).
Berdasarkan proses evolusi tersebut diklasifikasi cabang-cabang hominid yang telah menurunkan ras-ras umat manusia di dunia, seperti Pithecanthropus yang dianggap leluhur Papua-Melanesia, dan salah satu bercabangnya adalah menjadi Neanderthal yang menurunkan penduduk asli Australia dan India, Sinanthropus menurunkan ras Mongoloid, Eoanthropus yang menurunkan ras kulit putih, dan Swanscombe menurunkan ras-ras manusia di Afrika dan kelompok negrito lain, (Lewin, 2005: 6).
Ada dua hipotesis yang saling bertentangan tentang asal-usul Homo sapiens. Di satu sisi orang berpegang pada model multiregional asal usul manusia, yang menegaskan bahwa Homo sapiens muncul secara bertahap dari populasi Homo erectus di berbagai wilayah di dunia. Model lain yang dikenal dengan hipotesis sebagai keluar dari Afrika, menegaskan bahwa selama ribuan tahun umat manusia di Afrika dalam bentuk Homo erectus dan kemudian Homo sapiens, kemudian menyebar ke berbagai bagian dunia dan mendominasi semua spesies lain. (Avari, 2007: 23).
Namun beberapa ahli lain berpendapat bahwa orang Melanesia-Papua diturunkan dari hominid Neanderthals dan Denisovans. Tetapi teori-teori ini telah gugur setelah penemuan Hominid baru pada tahun 2016 di Melanesia oleh ilmuwan dari Universitas Harvad. Para ilmuwan itu mengatakan bahwa leluhur yang menurunkan orang Melanesia mulai dari New Guinea ke Fiji tidak termasuk hominid yang ada sekarang ini. Ilmuwan mengatakan leluhur Melanesia belum diketahui hingga saat ini tetapi orang-orang di Timor, Maluku dan sebagian pesisir Melanesia merupakan campuran dari turunan Hominid Neanderthals dan Denisovans. Mereka bertemu dengan Hominit asli Melanesia yang hingga kini belum diketahui. Temuan terbaru ini menunjukkan tidak ada relasi antara leluhur orang Afrika, Asia dan Eropa dengan leluhur bangsa Melanesia.
Teori Migrasi dari Afrika.
Persebaran ras-ras asli khususnya bangsa Melanesia dan kulit hitam lain di kawasan ini menyisihkan pertanyaan, apakah leluhur mereka bermigrasi dari Afrika ke Asia kemudian masuk ke Pasifik? Dokrin ideologi ilmiah yang dilakukan oleh orang Eropa tentang asal usul umat manusia yang berbasis pada hipotesis monogenesis. Teori-teori evolusi Ero-Amerika itu dibangun sesuai perspektif dan kepentingan mereka. Hingga sekarang ilmuwan masih belum sepakat teori tentang asal-usul manusia yang berasal dari Afrika tersebut.
Berkaitan dengan leluhur Melanesia, para ilmuwan non-Melanesia dalam berbagai studi mereka berpendapat bahwa leluhur orang asli Melanesia migran dari Afrika. Mereka berasumsi bahwa leluhur orang Melanesia migrasi dari Afrika antara 25. 000 tahun, 30. 000 tahun, 35. 000 tahun, atau 45.000 lalu untuk mencapai New Guinea. (Birdsell, 1977; Bellwood, 2007; and Müller, 2009). Perkiraan-perkiraan ini tidak konsisten, selalu berubah-berubah setelah mereka menemukan fosil baru, atau sampel lineal genetik baru.
Mereka membangun teori dengan berbagai asumsi untuk mencari kebenaran hipotesis yang mengatakan semua manusia dari Afrika. Jalur kedatangan leluhur Melanesia yang mereka gunakan adalah jalur kolonial di masa lalu, dimana ekspedisi dan penjelajah Barat melewati Bali dan Lombok atau Jawa melalui Sulawesi ke Maluku. Dalam teori Birdsell (1977) mengatakan leluhur Melanesia dating dari Benua Sunda ke Sahul melalui Bali dan Lombok, dan jalur lain melalu Sulawesi ke Maluku selanjutnya ke New Guinea.
Berbeda dengan penemuan fosil baru New Guinea dan beberapa pulau Melanesia yang usianya lebih tua dari teori-teori tersebut. Penemuan di semenanjung Huon Papua berusia 61 tahun, di Malangangerr 60.77.5 tahun, di Malakunanja lebih dari 50.000 tahun, (O’Connella and Allen 2004: 835). Penemuan fosil-fosil ini menunjukkan bahwa leluhur bangsa Melanesia berusia lebih dari 61.000 tahun.
Dengan demikian telah menggugurkan teori-teori yang mengatakan bahwa leluhur orang Melanesia mencapai new Guinea antara 25.000-45.000 tahun lalu tersebut. Hal ini mengambarkan hingga sekarang ini tidak ada bukti yang menyatakan bahwa leluhur orang Melanesia berasal dari Afrika.
Kesimpulan
Berdasarkan bukti-bukti ilmiah telah memberikan gambaran yang jelas dan tegas bahwa leluhur orang Melanesia tidak memiliki hubungan dengan Adam dan Hawa dalam sejarah Israel yang tertulis dalam Alkitab.
Demikian juga leluhur orang Melanesia tidak memiliki hubungan dengan Hominid manapun yang berasal dari Afrika karena studi paleoantropologi terbaru mengambarkan hominid bangsa Melanesia tidak ada hubungan dengan hominid manapun. Bangsa Melanesia berasal dari keturunan hominid tersendiri yang hingga kini belum diketahui oleh ilmuwan. Selain itu, secara genetik dapat membuktikan bahwa mayoritas genetika orang Melanesia tidak memiliki hubungan dengan genetika manapun di dunia ini.
Teori-teori ilmuwan asing mengatakan bahwa leluhur oleh Melanesia telah mencapai New Guinea antara 25.000 – 45.000 tahun lalu telah dibantah dengan penemuan fosil baru yang berusia 45.000-60.000 tahun di Huon bahwa bangsa Papua telah lama mendiami di wilayah ini.
Dengan demikian leluhur orang Melanesia telah diciptakan dan ditempatkan di tanah ini sejak penciptaan dan mereka berkembang di tanah ini.
Bibliografi
O’Connella, J.F. and Allen, J. 2004. Dating the colonization of Sahul (Pleistocene Australia–New Guinea): a review of recent research. Journal of Archaeological Science 31 (2004) 835–853.
Assmann, Jan. 2008. Of God and Gods: Egypt, Israel, and the Rise of Monotheism. stanford, california : Stanford University Press.
Avari, Burjor. 2017. India: The Ancient Past A history of the Indian subcontinent from c. 7000 BCE to CE 1200. New York: Routledge.
Brown, George. 1887. Papuans and Polynesians. Journal of the Anthropological Institute of Great Britain and Ireland 16:311-27.
Ballard, Chris. 2008. ‘Oceanic Negroes’: British anthropology of Papuans, 1820-1869 dalam Bronwen Douglas dan Chris Ballard (editor) Foreign Bodies Oceania and the Science of Race 1750-1940, Published by ANU E Press
Bellwood, Peter. 2007. Prehistory of the Inda-Malaysian Archipelago. Sydney: ANU Press.
Birdsell, J.B. 1977. The recalibration of a paradigm for the first peopling of Greater Australia. In J. Allen, J. Golson and R. Jones (eds), Sunda and Sahul. Prehistoric Studies in Southeast Asia, Melanesia and Australia, pp.113–67. London: Academic Press.
Greenberg, Gary. 2000. 101 myths of the Bible: how ancient scribes invented biblical history. USA: sourcebooks, Inc.
Kirsch, Jonathan. 2005. God Against the Gods: The History of the War Between Monotheism and Polytheism. United States of America: Viking Compass.
Lewin, Roger. 2005. Human evolution: an illustrated introduction. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.
Muller, Kal (2008). Mengenal Papua, daisy world books.
Wood, Bernard. 2005. Human Evolution. A Very Short Introduction. Oxford and New York: Oxford University Press Inc.
Multiple lines of mysterious ancient humans interbred with us Modern DNA suggests that the Denisovans were surprisingly diverse—and may have been the last humans other than Homo sapiens on Earth. https://www.nationalgeographic.com/
DNA From Mystery Human Species Detected in Pacific Islanders. https://www.livescience.com/
No comments:
Post a Comment