Orang Papua merupakan manusia modern (Homo sapiens) awal yang berhasil mengarungi laut lepas lebih dari 50.000 tahun lalu. Ini bukan hanya bukti bahwa mereka pelaut pertama, tetapi juga ilmuwan pertama yang memahami arus laut, navigasi bintang, dan pembuatan perahu jauh sebelum bangsa lain mencatat sejarah.
Dr. Peter Bellwood, seorang arkeolog dunia dari Australian National University, menyebut bahwa migrasi ke Papua dan Australia menandai “the earliest known maritime voyage in human history.” (Bellwood, First Migrants, 2013).
Sementara itu, penelitian arkeologi terbaru di wilayah Lembah Baliem dan Danau Sentani menunjukkan bukti sistem pertanian kuno berbasis pengolahan talas dan ubi sejak 10.000 tahun lalu—sebanding bahkan lebih tua dari sistem pertanian awal di Mesopotamia atau Lembah Indus.
Arkeolog Indonesia, Harry Truman Simanjuntak, mengatakan:
> “Jejak budaya bercocok tanam dan keahlian teknologi batu masyarakat Papua telah berlangsung sangat lama dan mandiri tanpa pengaruh luar.”
(Kompas, 2019)
Papua juga memiliki situs megalitik, sistem astronomi berbasis bintang (untuk pelayaran dan penanggalan), serta pengobatan tradisional berbasis tanaman hutan yang rumit dan spesifik.
---
2. Papua adalah Leluhur Genetik bagi Banyak Bangsa
Bukti genetika menunjukkan bahwa orang Papua termasuk dalam kelompok manusia modern awal yang meninggalkan Afrika, dan gen mereka menyebar ke banyak populasi dunia melalui migrasi laut.
Kelompok-kelompok yang tercatat memiliki warisan genetik dari Papua antara lain:
Suku Aeta dan Agta di Filipina
Suku Negrito di Thailand dan Malaysia
Suku Jarawa dan Onge di Kepulauan Andaman, India
Penduduk asli Australia (Aborigin)
Suku Polinesia dan Mikronesia di Samudra Pasifik
Beberapa kelompok pribumi Taiwan bagian selatan
Kelompok pribumi di Amazon dan Karibia, seperti Suruí dan Karitiana di Brasil
Sebagian masyarakat Madagaskar (keturunan Austronesia timur)
Peneliti genetika dari Harvard, David Reich, menjelaskan:
> “Populasi asli Papua dan Australia mewakili cabang paling awal dari manusia modern non-Afrika. Gen mereka ada pada populasi yang tersebar dari Asia Tenggara hingga Amerika.”
(Reich et al., Nature, 2016)
Dalam penelitian lain, Prof. Eske Willerslev dari Universitas Copenhagen menegaskan bahwa:
> “Orang Papua memiliki kontribusi genetik signifikan pada beberapa populasi asli di Amerika Selatan, yang menandakan migrasi kuno lewat Samudra Pasifik Selatan.”
(Science, 2015)
---
3. Gereja dan Kolonialisme Menghapus Jejak Peradaban Papua
Ketika misi gereja masuk ke Papua, khususnya pada abad ke-19 dan 20, mereka tidak hanya membawa agama, tetapi juga paradigma kolonial yang merendahkan budaya dan pengetahuan lokal. Segala bentuk astronomi, ritual alam, dan sistem pengobatan lokal dianggap sebagai “kegelapan” atau “penyembahan berhala”.
Pendidikan digantikan oleh dogma, dan pemuda Papua dipisahkan dari sejarah dan tradisi mereka sendiri. Proses ini bukan sekadar misionarisasi, melainkan penghapusan identitas ilmiah dan sejarah.
Antropolog Ben Kiernan mencatat dalam Blood and Soil (2007):
> “Kolonialisme Eropa bukan hanya eksploitasi ekonomi, tetapi juga perusakan narasi sejarah lokal. Di Papua, ini dilakukan lewat agama dan misi pendidikan.”
---
Kesimpulan
Papua adalah pusat peradaban kuno yang mandiri dan ilmiah.
Orang Papua adalah pelaut pertama, ilmuwan pertama, dan pengembang teknologi pertama dalam sejarah manusia modern.
Genetik Papua mengalir dalam darah banyak bangsa dunia—dari Asia Tenggara, Pasifik, hingga Amerika Selatan.
Kolonialisme dan gereja telah menghancurkan atau menyembunyikan semua jejak itu.
Sudah waktunya dunia mengakui: Papua bukan terbelakang. Papua adalah asal-mula.
#sains #papua #westpapua #Alam #Narural @sorotan SemuaOrang semuaorang SemuaOrang Konten Kreator 🇲🇨